Beggy mengkisahkan betapa besarnya tekanan aparat kepolisian terhadap masyarakat desa untuk mengarahkan pilihan ke paslon Nomor 2, Lutfhi-Yasin. Dia mencotohkan masyarakat Desa Samiranan di Temanggung yang diteror pihak tertentu untuk tidak datang ke acara penyambutan Cagub Andika Perkasa. Masyarakat desa ini sebelumnya ketakutan dan menolak acara tersebut. Tapi setelah masyarakatnya diberi pemahaman mendalam tentang sosok Andika Perkasa, eh warga desa malah kesengsem dengan Pak Jenderal yang TNI kata mereka,” beber Beggy.
Ketua Bambu Runcing Perkasa Kabupaten Temanggung, Budi Santoso, punya testimoni tersendiri terhadap paslon Gubernur Ahmad Lutfhi. “Ini cerita fakta dan kebetulan kami alami sendiri ketika kami waktu itu sebagai LSM melaporkan sejumlah temuan kasus di Temanggung ke Kapolda Jateng yang dijabat Ahmad Lutfhi. “Sebagai rakyat, kami sambat, ada kasus korupsi, mulai dari korupsi bantuan sapi, jual beli jabatan di Pemkab dan anehnya laporan itu dibiarkan saja oleh Lutfhi. Saat jadi kapolda, banyak sekali kasus korupsi di daerah yang kami laporkan ke Kapolda, malah di-SP3kan. Bagaimana yang seperti itu bisa menjadi gubernur yang memimpin lebih banyak rakyat Jateng? tanya Budi.
Syahril, salah satu relawan, menyatakan di hari-hari jelang pencoblosan, organ relawan memang harus menyatukan perjuangan. Dan perjuangan ini tidak akan sia-sia. “Kita semua punya legalitas. Dan punya hak politik untuk mengawal proses demokrasi benar-benar dijalankan. Kalau pilkada ini dibiarkan, akan sangat mengerikan. Suara rakyat akan dimanipulasi,” pungkas dia.