Pasar cryptocurrency baru-baru ini mengalami lonjakan signifikan, dan dua altcoin yang menarik perhatian banyak investor adalah XRP dan XLM. Meskipun keduanya berhubungan dengan teknologi blockchain yang berfokus pada pembayaran dan remittance, mereka memiliki pendekatan yang sangat berbeda dalam hal pengembangan dan adopsi pasar.
Kedua token ini memiliki sejarah yang menarik di pasar cryptocurrency, namun jalur mereka menuju adopsi dan penggunaan berbeda. XRP, dengan ekosistem Ripple-nya, lebih terfokus pada dukungan institusional dan kerjasama dengan berbagai bank besar.
Di sisi lain, XLM, yang dikembangkan oleh Stellar Foundation, menekankan pada desentralisasi dan pemberdayaan komunitas. Walaupun keduanya bertujuan untuk mengubah cara pembayaran internasional dilakukan, pendekatan yang digunakan oleh kedua proyek ini bisa sangat menentukan masa depan mereka di pasar crypto.
Kekuatan dan Tantangan XRP
XRP dikenal sebagai token favorit institusional. Ripple, sebagai perusahaan yang mendukung XRP, telah menghadapi tantangan besar, termasuk pertempuran hukum dengan SEC. Namun, XRP terus berkembang, berfokus pada adopsi melalui produk seperti stablecoin $RLUSD dan kemungkinan peluncuran ETF spot pada tahun 2025.
Meskipun memiliki potensi adopsi besar, XRP menghadapi tantangan sentralisasi karena Ripple masih memegang sebagian besar suplai XRP, yang dapat menyebabkan tekanan inflasi dan masalah kepercayaan bagi beberapa institusi. Isu privasi juga menjadi perhatian bagi beberapa investor.
Artikel ini juga tayang di VRITIMES