Peluncuran Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-1 berlangsung sukses. Satelit multifungsi milik Pemerintah itu akan menempati orbit 146°BT tepat di atas Pulau Papua.
Satria-1 adalah satelit yang dibangun PT Satelit Nusantara 3 dan dibangun Thales Alenia Space (TAS) Prancis menggunakan platform SpaceBus NEO. Satelit ini, yang diklaim enam kali lebih besar dari yang pernah dimiliki Indonesia sebelumnya, direncanakan menuju orbit 146 derajat Bujur Timur.
Satria-1 sudah disiapkan pemerintah sejak 2019, fungsinya untuk meratakan akses internet di fasilitas publik, khususnya di wilayah-wilayah tertinggal, terdepan, terluar
Menurut studi terbaru BAKTI Kemenkominfo pada tahun ini, Satria-1 dengan kapasitas 150 Gbps akan menghadirkan layanan internet di 50 ribu titik fasilitas publik. Kecepatan internet di tiap titik diprediksi bisa mencapai 4 Mbps
Satelit multi fungsi terbesar se Asia dan kelima di dunia ini dapat menjangkau 150.000 jangkauan layanan publik di indonesia antara lain. 93,900 fasilitas pendidikan. 47,900 kantor pemerintah daerah. 3,900 layanan keamanan. 3,700 layanan kesehatan. Dan 600 layanan publik lainya.
Pelaksana tugas Menteri Komunikasi dan Informatika Mahfud MD telah menjelaskan tujuan peluncuran Satria-1 sebagai akselerasi penyediaan internet di desa-desa yang tak terjangkau teknologi fiber optik dalam 10 tahun ke depan.
“Prioritas utama penerima akses internet dari strata satu adalah sektor pendidikan, fasilitas kesehatan, kantor pemerintah daerah, serta TNI dan Polri,” tutur Mahfud, yang juga menjabat Menko Polhukam
Plt Direktur Utama Badan Aksesibiiltas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo Arief Tri Hardiyanto, mengharapkan agar SATRIA-1 akan menempati orbit dan beroperasi dengan baik.
“Alhamdulillah tadi peluncuran berlangsung dengan baik. Ini capaian yang sangat hebat dan keberhasilan atas doa seluruh rakyat Indonesia, ungkapnya usai menyaksikan Peluncuran SATRIA-1 di Kennedy Space Center, Florida, Amerika Serikat, Minggu (18/06/2023) waktu setempat.
Peluncuran SATRIA-1 sempat tertunda 17 menit dari jadwal semula pukul 18.04 waktu setempat atau Senin (19/06/2023) pukul 05:04 WIB. Meskipun demikian, masih dalam time window peluncuran.
Arief Tri Hardiyanto menjelaskan setelah ini SATRIA-1 akan dipantau oleh Thales Alenia Space untuk memastikan seluruh perangkat bisa berfungsi dengan baik.
“Mudah-mudahan semua perangkat yang ada di SATRIA-1 dapat bekerja dengan baik solar cell dan antenanya. Dan bisa terkendali dari stasiun bumi,” tuturnya.
Plt Dirut BAKTI Kominfo menyatakan setelah itu SATRIA-1 akan bergerak menempati orbit 146°BT yang berada di atas langit Papaua.
“Semoga seluruh tahapan berjalan lancar hingga nanti bisa menempati orbit pada bulan November 2023,” ujarnya.
SATRIA-1 telah diluncurkan dengan roket Falcon 9 milik Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX). Saltelit itu merupakan satelit multifungsi pertama milik Pemerintah dengan kapasitas terbesar di Asia. Pemerintah mengharapkan agar peluncuran SATRIA-1 berhasil dan bisa mendukung akselerasi transformasi digital nasional.
Siaran Pers Kominfo.
Sukses Peluncuran Satelit Indonesia Raya SATRIA-1, Fasilitas Internet di Indonesia Semakin Maju.
