News  

Peringatan Waisak Nasional: Api Mrapen dan Air Suci Jumprit Disatukan di Candi Mendut dan Borobudur

Peringatan Waisak Nasional: Api Mrapen dan Air Suci Jumprit Disatukan di Candi Mendut dan Borobudur

Temanggung-mediapatriotindonesia.com
Peringatan Hari Raya Waisak 2567 BE Tahun 2023 mendekati puncaknya. Pada hari Jum’at (2/6), nyala api abadi dari Mrapen di Kabupaten Purwodadi dibawa menuju Candi Mendut di Kabupaten Magelang. Kemudian, pada hari Sabtu (3/6), air suci dari sumber air Jumprit di lereng Gunung Sindoro Kabupaten Temanggung dibawa menuju tempat yang sama, Candi Mendut, untuk disakralkan. Detik-detik Waisak akan dilaksanakan pada Minggu (4/6) pagi pada pukul 10.41.19 WIB.

Dalam siaran pers yang diterima MPI, tahun ini perayaan Waisak bertemakan “Aktualisasikan Ajaran Buddha Dharma Di Dalam Kehidupan Sehari-Hari”. “Dan sub-temanya adalah Momentum Waisak Memperkuat Persatuan dan Kesatuan Bangsa Serta Perdamaian Dunia. Semoga seluruh dunia dan Indonesia khususnya menjadi tentram dan damai,” kata Ketua Umum DPP Walubi Dra. S. Hartati Murdaya.

Dengan skala perayaan nasional, panitia Waisak telah menggelar Karya Bakti di Tempat Pemakaman Umum (TMP) di seluruh Indonesia pada Minggu (21/5) pekan lalu. Dilanjutkan pada Selasa-Rabu (30-31/5), dilaksanakan Bakti Sosial Pengobatan Gratis di Pelataran Taman Lumbini Candi Agung Borobudur.

Pengambilan api alam abadi dari Mrapen dilakukan pada jam 06.30-10.00 WIB, dipimpin oleh Bhikkhu Sangha Y.M. Bhikkhu Subin. Kemudian, pada jam 10.00-11.00 WIB, dilaksanakan upacara ritual api alam Tri Suci Waisak di Mrapen, Grobogan, Purwodadi, dan Puja Bhakti pensakralan api alam oleh Para Bhikkhu Sangha dan Rohaniwan, majelis-majelis Agama Buddha & LKBI secara bergantian. Hingga siang hari, api alam diberangkatkan dari Mrapen ke Candi Mendut yang disakralkan oleh para Bhikkhu Sangha, rohaniwan, dan majelis-majelis agama Buddha pada jam 07.00-10.00 WIB.

Keesokan harinya, di Temanggung, Samantha Kusala Mahasthavira (Suhu Phusan) berangkat menuju Umbul Jumprit yang terletak di tengah hutan pinus. Lokasi ini adalah tempat pertapaan Ki Jumprit pada masa Majapahit. Sumber airnya sangat jernih dan memiliki nilai spiritual yang tinggi.

Di joglo Umbul Jumprit, dilaksanakan upacara ritual air berkah Tri Suci Waisak pada pukul 10.00 WIB. Puja Bhakti pensakralan Air Berkah dilakukan oleh para Bhikkhu Sangha dan Rohaniwan, serta majelis-majelis agama Buddha & LKBI secara bergantian pada jam 13.30-16.00 WIB. Setelah itu, air berkah diberangkatkan dari Umbul Jumprit menuju Candi Mendut untuk disakralkan di candi yang terletak sekitar tiga kilometer dari Candi Borobudur.

Pensakralan air berkah dilakukan oleh para Bhikkhu Sangha, Rohaniwan, serta majelis-majelis agama Buddha & LKBI. Malam harinya, umat dan Majelis menuju Altar Utama Zona 1 Candi Borobudur untuk berdoa bersama Bhikkhu Sangha, termasuk para Bhikkhu Tudhong dari Thailand yang telah tiba di lokasi setelah sebelumnya melakukan perjalanan ribuan kilometer dari Thailand menuju Candi Borobudur.

Prosesi puncak yakni detik-detik Waisak pada Minggu (4/6) di dua lokasi, Candi Mendut dan Candi Borobudur, dilaksanakan secara bersamaan. Prosesi dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur akan dihadiri oleh ribuan umat Buddha. Penyalaan lilin dan dupa di dua lokasi tersebut dilakukan oleh Bhikkhu Sangha, Ketua Umum Walubi dan Permabudhi, Dirjen Bimas Buddha beserta jajarannya, serta pimpinan majelis dan DPD Walubi Jawa Tengah. Di Candi Borobudur, umat Buddha bersama-sama berdoa, termasuk masing-masing majelis Mahayana, Theravada, Tantrayana, Tridharma, dan Maitreya.

Tuntunan meditasi menyambut detik-detik Waisak disampaikan oleh Bhikkhu Wongsin Labhiko Mahathera. Panitia memberikan aturan bahwa saat meditasi, diharapkan menciptakan suasana hening dengan mematikan ponsel dan mikrofon. Detik-detik Waisak 2567 BE 2023 ditandai dengan pemukulan gong sebanyak tiga kali dan pemercikan air suci, serta membacakan paritta Jayanto, dengan umat bersikap Anjali. Setelah meditasi selesai, ditandai dengan pemukulan gong satu kali. Umat Buddha mendengarkan pesan Waisak yang disampaikan secara virtual oleh Guru Vajradhara H.H. Chamgon Kenting Taisitupa Rinphoce ke-12. Kemudian dilanjutkan dengan Pradaksina, di mana semua umat berkumpul di Altar Utama Candi Borobudur. Malam harinya, ratusan lampion diterbangkan dari pelataran candi sebagai lambang harapan umat manusia.

Penulis: Hery.SEditor: Redaksi