BLORA, Media Patriot Indonesia
OPINI – ‘Hubungan antara Bupati dan Wakil Bupati sering kali menjadi perhatian dalam dinamika Pemerintahan Daerah. ” Meskipun keduanya terpilih dalam satu paket, tetapi kenyataanya hubungan mereka terkadang sering kali mengalami ketidakharmonisan.
Sepanjang satu periode, konflik antara Bupati dan Wakil Bupati seringkali mencuat pada Tahun pertama atau separuh kedua masa jabatan.
“Akhirnya berdampak pada retaknya hubungan antar partai – partai pendukung atau pendukung. ” Salah satu keretakan biasanya ketidakseimbangan porsi, tugas dan wewenang.
“Bupati sebagai pemegang kendali utama, seringkali enggan memberikan peran strategis kepada Wakil Bupati.
Hal ini terjadi karena Bupati menganggap Wakil Bupati sebagai ancaman politik untuk Pilihan Kepala Daerah ( Pilkada) berikutnya.
“Sehingga membatasi ruang gerak Wakil Bupati, sehingga Bupati dapat meminimalkan peluang rivalitas di masa mendatang.
Akibatnya Wakil Bupati merasa termajinalkan dan kehilangan fungsi strategis dalam Pemerintahan. ” Termasuk adanya pemicu lain adalah kecurigaan tinggi, hingga bagi – bagi kue politik balas budi tentunya dong!!!
“Apalagi jika Wakil Bupati sedang membangun basis dukungan politik secara diam-diam.
“Bupati mungkin dianggap menggunakan sumber daya Pemerintah Daerah untuk mendekati birokrasi, baik melalui program – program sosial maupun penggalangan informasi.