Berita  

Kegugupan Happy Salma Saat Monolog di Bumi Kelahiran Pramoedya

Kegugupan Happy Salma Saat Monolog di Bumi Kelahiran Pramoedya

Meski mengaku gugup, aktris kawakan Happy Salma hadir memerankan Nyai Ontosoroh dengan penuh penghayatan. Hanya ditemani dua kursi kayu, meja sederhana dengan koper tua di atasnya, serta alunan musik lirih yang mengiringi tiap ucapannya, dia begitu apik happy menuturkan kembali kisah seorang perempuan pribumi yang menolak tunduk pada tirani kolonial.

Di akhir acara, Happy Salma menutup monolog dengan kalimat yang menggema di seluruh pendopo : “Namun kami tidak kalah, sebab kami telah melawan dengan sebaik-baiknya dan sehormat-hormatnya.”

Dan, riuh tepuk tangan turut meramaikan pendopo dari para hadirin termasuk sastrawan, seniman, mahasiswa, pelajar, hingga masyarakat umum.

Kisah Sanikem

Diceritakan dalam monolog kisah hidup Nyai Ontosoroh, yang diperankan oleh Happy Salma, adalah kisah hidup seorang wanita pribumi bernama asli Sanikem yang “dijual” oleh ayahnya sendiri kepada seorang Belanda demi sebuah jabatan.

Baca Juga  Ayo Sukseskan Pendataan Pemilih Disabilitas pada Pilkada Serentak 27 November 2024, Himbauan Ketum PPDI H Norman Yulian.

Dengan sebuah koper tua yang dibawa, saat itu Sanikem masih berusia 14 Tahun dan diberangkatkan dari rumahnya untuk menjadi Nyai seorang Belanda bernama Herman Mellema.

Setahun bersama Herman, Sanikem yang dulu, mulai sadar akan posisinya saat ini telah sepenuhnya menjadi Nyai (istri simpanan) seorang tuan Belanda. Semakin lama, nama Sanikem pun hilang untuk selama-lamanya.

Dari seorang gadis yang tidak tau apa-apa, tuannya mulai mengajari Nyai untuk membaca majalah De Nederlansch yang tiap minggu datang di rumah nya. Lebih dari itu, Herman bahkan mengajari Nyai untuk mengelola sebuah perusahaan.

Penulis: Lilis Kabiro BloraEditor: Admin