Blora – mediapatriotindonesia.com
Tanaman kunci termasuk kedalam jenis tanaman temu-temuan seperti temulawak dan lengkuas tanaman dengan bahasa latin Bosenbergia pandurata ini oleh masyarakat di daerah JawaTengah, khususnya Blora dan sekitarnya, digunakan sebagai masakan atau sayur. Dalam bahasa jawa sayur di sebut juga dengan “jangan”.

Kades Palon Darsono menjelaskan kalau tanaman kunci atau boros adalah tanaman musiman dan “jangan boros” cara memasaknya juga mudah sekali tanaman ini juga berkhasiat untuk kesehatan selain itu bisa menambah uang belanja para ibu – ibu khususnya di desa Palon.”Jelas Kades Darsono”
Seperti yang dilakukan oleh Jumiatun dan warga Desa Palon ,Kecamatan Jepon Kabupaten Blora yang saat ini di awal musim penghujan seperti ini banyak yang memanen boros atau kunci yang diambil dari tengah hutan dan dijual ke tengkulak sayur dengan harga Rp.800 perikat yang sudah dibersihkan tinggal masak.
Salah satu warga Desa Palon Jumiatun saat di temui awak media mengatakan tanaman boros ini di “jangan” lodeh. Dengan bumbu bawang putih, bawang merah, ketumbar, kemiri, lombok dan terasi (bagi yang suka), disantani dengan pelengkap daun jeruk, daun salam, dan laos. Dan untuk menambah nikmat “jangan boros” diberi tambahan ikan panggang (ikan asap) dan pete. Aduh mantap rasanya”kata jumiatun’
Tanaman boros biasanya tumbuh subur dan liar di bawah pohon jati diawal musim penghujan.. Yang biasa di “jangan” (disayur) dari tanaman kunci ini adalah bagian tunas yang belum mekar daun sejatinya. Umbinya bulat kecil seperti kencur, tetapi gilig dan memanjang. Berwarna kuning keputih-putihan, dan baunya sangat khas.